Justin Bieber

Selasa, 16 April 2013

PSI Studi Sumber Ajaran Islam : Al Qur'an

Sabtu, 26 Januari 2013


makalah PSI studi sumber ajaran islam : al qur'an


STUDI SUMBER AJARAN ISLAM (AL-QUR’AN)
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pengantar Studi Islam
Dosen Pengampu : Darmuin, Drs., M.Ag.
Disusun Oleh:
Habib Abdullah           (123111076)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
STUDI SUMBER AJARAN ISLAM (AL-QUR’AN)
I.                   PENDAHULUAN
Islam sebagai sebuah “agama”yakni pedoman hidup yang bersifat universal dan menjangkau seluruh aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, merupakan suatu kewajiban bagi umat islam untuk mengamalkan ajaran dan hakekatnya serta mengetahui dasar sumber ajaran islam.
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan bisa lepas dari muamalah,dan di sini sumber ajaran dijadikan  dasar sumber pengambilan hukum terhadap suatu masalah dan untuk menetukan sikap serta pengambilan kebijakan yang tepat sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam yang hakiki.
Al-qur’an merupakan sumber pedoman utama bagi manusia. Al-qur’an juga merupakan satu-satunya kitab suci yang paling banyak di hafal oleh pengikut-pengikutnya. Inilah diantara sebab terjaga dan terpeliharanya dari usaha-usaha pengaburan dan perubahan. Ia tidak mungkin di rubah (dikurangi atau di tambah) sampai pun satu titik saja.
Keaslian dan kemurniannya, diakui kalangan islam maupun orientalis. Hanya saja bagi mereka ini hanya mengakui bahwa al-qur’an adalah kata-kata Muhammad sendiri bukan wahyu Allah.
Itulah bukti kebesaran mu’jizat al-qur’an yang abadi, terpelihara, dapat disaksikan oleh umat manusia sampai akhir zaman. Dan inilah arti al-qur’an sebagai mu’jizat terbesar.
II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian Al-Qur’an?
B.     Bagaimana proses pengkodifikasian Al-Qur’an?
C.     Apa saja nama-nama dan kandungan dalam Al-Qur’an?
D.    Apa saja fungsi Al-Qur’an?
III.             PEMBAHASAN
A.    Pengertian Al-Qur’an
Menurut Manna Khalil Al-Qattan, Al-Qur’an secara etimologis, berasal dari kata “qara’a, yaqra-u, qira-atan atau qur-‘anan” yang berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (adh-dhommu) huruf serta kata-kata dari satu bagian kebagian lain secara teratur. Dikatakan Al-Qur’an karena ia berisikan intisari semua kitabullah dan intisari dari ilmu pengetahuan.[1]
Menurut bahasa, kata Al-Qur’an berasal dari kata qara’a yang berarti bacaan, kumpulan atau himpunan.
Sedangkan menurut istilah, definisi al-Qur’an memiliki beberapa pengertian diantaranya adalah:
*      Safi’ Hasan Abu Thalib menyebutkan bahwa:
Al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan dalam lafal Bahasa Arab dan maknanya dari Allah SWT, melalui wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, ia merupakan dasar dari sumber utama bagi syariat.
*      Zakaria Al Birri yang dimaksud Al-qur’an adalah:
Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT, yang diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad SAW dengan lafal Bahasa Arab dinukilkan secara mutawattir dan di tulis pada lembaran-lembaran mushaf.
*      Dawud Al Attar menyatakan bahwa:
Al-Qur’an adalah wahyu Allah SWT, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara lafadz / lisan, makna serta gaya bahasa (uslub)-Nya yang termaktub dalam mushaf yang di nukil secara mutawattir.[2]
*      Manna Al- Qattan menyatakan bahwa:
Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan di nilai ibadah bagi yang membacanya.
*      Syaifuddin Al Amidi berpendapat bahwa:
Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT, sebagai mu’jizat, dan diturunkan kepada Rasulullah SAW, dalam Bahasa Arab yang dinukilkan pada generasi sesudahnya secara mutawattir, membacanya merupakan ibadah, terdapat dalam mushaf, di mulai dari surat Al-fatihah dan di akhiri dengan surat An-nas.
*      Abdul Wahhab Khalaf menyatakan bahwa:
Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, Muhammad bin Abdullah, melalui jibril dengan menggunakan lafadz Bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar ia menjadi hujjah bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi imam bagi manusia, memberi petunjuk kepada mereka dan menjadi sarana untuk melakukan pendekatan diri dan ibadah kepada Allah dengan membacanya. Ia terhimpun dalam mushaf, di mulai dari surat Al- fatihah dan di akhiri dengan surat An-nas, disampaikan kepada kita secara mutawattir dari generasi ke generasi, baik secara lisan maupun tulisan serta terjaga dari perubahan dan pergantian.[3]
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril dalam Bahasa Arab, merupakan mu’jizat Rasulullah, diajarkan secara mutawattir dari generasi ke generasi, di mulai dari surat Al-fatihah dan di akhiri surat An-nas, membacanya merupakan ibadah serta terjaga dari perubahan dan pergantian.
B.     Kodifikasi Al-Qur’an
Al-Qur’an di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW tidak sekaligus melainkan Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 22 tahun, 2 bulan, 22 hari. Urutan Al-Qur’an pada saat turun dari langit dan bumi tidak sebagaimana susunan yang ada sekarang, tetapi turun terpisah-pisah. Ada ayat yang turun karena suatu sebab (Asbab an-nuzul) namun ada juga ayat yang turun tanpa suatu sebab apapun.
Setiap kali turun ayat baru, Rasulullah SAW langsung memerintahkan kepada para sahabat untuk menghafalkannya, kemudian mencatatnya di atas lembaran yang tersedia pada saat itu seperti: batu, kulit binatang, dedaunan, pelepah kurma, dll. Setelah mencatatnya mereka menyusun Al-Qur’an sesuai petunjuk Rasul kemudian menyimpannya di kediaman beliau.
Beliau mempunyai beberapa sahabat yang di utus oleh Rasulullah SAW untuk mencatat dan menjaga seluruh wahyu yang turun Rasulullah juga selalu mengadakan penyesuaian bacaan dengan malaikat jibril serta mengontrol bacaan sahabatnya.
Kodifikasi Al-Qur’an, pada dasarnya telah di lakukan pada saat Rasulullah masih hidup hanya saja, pengumpulan Al-Qur’an dalam bentuk susunan ayat dan surat dengan sempurna belum di lakukan. Hingga pada saat pemerintahan khalifah Abu Bakar banyak hafidz (para sahabat yang menghafal Al-Qur’an) yang gugur dalam peperangan melawan orang-orang murtad, sehingga Abu Bakar mulai melakukan usaha pengumpulan Al-Qur’an. Khalifah Abu Bakar membentuk panitia penyusunan mushaf Al-Qur’an Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, Umayah bin Ka’ab dan Usman bin Affan.
Sedangkan pembukuan Al-Qur’an selesai pada masa pemerintahan Usman bin Affan, setelah Al-qur’an selesai dibukukan oleh khalifah Usman bin Affan, beliau menggandakan mushaf Al-Qur’an yang aslinya di simpan di rumahnya, dan lainnya di sebar di berbagai daerah sebagai rujukan dan dasar pemerintahan di daerah-daerah yang menjadi kekuasaan islam. Sejak saat itu mushaf Al-Qur’an, yang di sebarkan tersebut menjadi standar penulisan mushaf-mushaf Al-Qur’an, selanjutnya tersebar di dunia islam. Sampai sekarang Al-Qur’an tersebar di seluruh dunia tetap sama tidak ada perbedaan di dalamnya, terjaga keaslian dan kesahihannya.[4]
C.    Nama-nama dan kandungan Al-Qur’an
1.      Nama-nama Al-Qur’an
a.      Al kitab
Al kitab berarti sesuatu yang di tulis. Dalam nama ini terkandung isyarat perintah kepada Nabi Muhammad SAW agar menuliskan wahyu Allah SWT, dan mengandung kepastian bahwa Al-Qur’an akan menjadi mushaf abadi yang harus di tulis dan di baca. Nama ini terdapat dalam QS. Al Kahfi ayat 1:
الحمد لله الذي  أنزل علىى عبده الكتاب ولم يجعل له عوجا................
“segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hambaNya Al Kitab (Al-Qur’an) dan dia tidak mengadakan kebengkokan didalamnya”
b.      Al Furqan
Al Furqan artinya pembeda atau pemisah. Sebagai pedoman bagi umat islam, al-Qur’an menyajikan norma dan etika secara jelas, tegas, dan tuntas, sehingga terpisahkan antara haq dan bathil, halal dan haram serta baik dan buruk. Nama ini terdapat dalam QS. Al Furqan ayat 1:
تبارك الذي نزّل الفرقان على عبده ليكون للعالمين نذيرا.
“ Maha Suci Allah SWT yang telah menurunkan Al Furqan (Al-Qur’an) kepada hambaNya agar dia menjadi pemberi peringatan”.
c.       Adz Dzikri
Adz Dzikri artinya peringatan. Nama ini menunjukkan fungsi Al-Qur’an sebagai motivator amal, yaitu agar manusia beramal baik dn konsisten dengan kebajikannya, sebab seluruh amal akan di minta pertanggungjawabannya kelak di hari pembalasannya. Nama ini terdapat dalam QS. Al Hijr ayat 9:
إنا نحن نزّلنا الذكر وإنا له لحافظون.
“sesungguhnya kamilah yang menurunkan peringatan yaitu Al-Qur’an, dan sesungguhnya kami pula yang memeliharanya”.
d.      Al Huda
Al Huda artinya petunjuk. Nama ini menunjukkan fungsi Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat islam dalam kehidupan di dunia agar mencapai kehidupan di akhirat serta mendapatkan ridha dari Allah SWT. Nama ini terdapat dalam QS. At Taubah ayat 33:
هو الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحقّ...............
“dialah yang telah mengutus RasulNya dan membawa petunjuk yaitu Al-Qur’an dan Agama yang benar”.
e.       Al Kalam
Al Kalam artinya pembicaraan atau ucapan.nama ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an seluruhnya ucapan Allah SWT. Dalam kaitan terdapat jaminan bahwa AL-Qur’an itu suci dan lurus sebab datang dari yang Maha Suci dan Maha benar. Nama ini terdapat dalam QS. At Taubah ayat 6:
وإن أحد من المشركين استجارك فاجره حتى يسمع كلام الله...........
“dan jika seseorang di antara orang-orang musyrik meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya sempat mendengar kalam Allah ( Al-Qur’an)”.
f.        Al Nur
Al Nur artinya cahaya. Nama ini menunjukkan fungsi Al-Qur’an sebagai penerang atau pemberi cahaya dalam kegelapan. Hati manusia terkadang terdapat dalam kegelapan, di sebabkan oleh perbuatan manusia yang menuju kedzaliman karena keagungan Al-Qur’an, hati manusia dapat bersinar kembali, sehingga kegelapan akan menjadi sirna. Nama ini terdapat dalam QS. An Nisa’ ayat 174:
يايها الناس قد جاءكم برهان من ربّكم وانزلنا اليكم نورا مبينا.
“Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu dan telah kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur’an)”.
g.      Asy Syifa
Asy Syifa artinya obat atau penawar. Nama ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an memiliki fungsi sebagai obat, penawar atau penyembuhan atas segala penyakit hati, seperti hasud, riya, takabbur, su’udzon, iri dengki, bohong, dll.Al-Qur’an berfungsi sebagai alat penenang kegelisahan, kekecewaan, dan keresahan hati. Nama ini terdapat dalam QS. Al Isra’ ayat 28:
وننزّل من القران ما هو شفاء ورحمة للمؤمنين ولا يزد الظالمين إلا خسارا.
“Dan kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an tidaklah menambah kebaikan orang-orang dhalim selain kerugian”.[5]
2.      Kandungan Al-Qur’an
Isi kandungan Al-Qur’an menurut Drs. Ali Anwar Yusuf, M.Si. dalam bukunya secara garis besar Al-Qur’an mengandung pokok-pokok ajaran sebagai berikut:
a.       Prinsip-prinsip keimanan, yaitu doktrin kepercayaan untuk meluruskan dan menyempurnakan keyakinan dan kepercayaan, seperti kepercayaan kepada Allah SWT, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul, Hari akhir, serta Qadha dan Qadar.
b.      Prinsip-prinsip Syariyah, yaitu hukum-hukum yang mengatur hubungan antara manusia dengan tuhannya, manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan makhluk lainnya atau alam sekitarnya.
c.       Prinsip-prinsip Ibadah, yaitu kegiatan-kegiatan atau perbuatan yang mewujudkan, menghidupkan hati atau jiwa manusia.
d.      Prinsip-prinsip Akhlak atau etika, yaitu perbuatan-perbuatan manusia yang mengajak untuk berakhlaq mulia dan berbudi luhur.
e.       Janji dan ancaman, yaitu janji dengan balasan bagi mereka yang taat kepada Allah SWT dan ancaman bagi mereka yang melanggar perintah Allah. Janji akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat dan ancaman akan mendapatkan kesengsaraan dunia dan akhirat.
f.       Sejarah kisah-kisah masa lalu, yaitu sejarah tentang kisah para Rasul, Nabi, Sahabat, Orang-orang sholih, masyarakat atau bangsa-bangsa terdahulu.
g.      Ilmu pengetahuan, yaitu sebagai sarana bidang ilmu pengetahuan dan informasi tentang ilmu kemanusiaan, kesehatan, tumbuh-tumbuhan, binatang, ilmu astronomi, dan lain sebagainya.[6]
D.    Fungsi Al-Qur’an
Selain memiliki berbagai kandungan, Al-Qur’an juga memiliki fungsi didalamnya. Antara lain:
1.      Sebagai pedoman hidup dan memberi petunjuk kepada umat manusia kejalan yang baik dan benar.
2.      Sebagai penjelas terhadap petunjuk. Maksudnya adalah sebagai penjelas atas segala aesuatu yang harus dijadikan pedoman bagi manusia.
3.      Sebagai rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah SWT.
4.      Sebagai korektor dan penyempurna kitab-kitab yang turun sebelum Al-Qur’an (zabur, taurat, dan injil).
5.      Sebagai mu’jizat terakhir dan terbesar bagi Nabi Muhammad SAW, kemu’jizatan tersebut secara umum meliputi: aspek bahasa, aspek sejarah, dan isyarat-isyarat tentang sains.[7]
IV.             KESIMPULAN
Ø  Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril dalam Bahasa Arab, merupakan mu’jizat Rasulullah, diajarkan secara mutawattir dari generasi ke generasi, di mulai dari surat Al-fatihah dan diakhiri dengan surat An-nas, membacanya merupakan ibadah serta terjaga dari perubahan dan pergantian.
Ø  Nama-nama lain dari Al-Qur’an meliputi: Al Kitab, Al Kalam, Al Furqan, Adz Dzikri, Al Huda, An Nur, dan Asy Syifa.
Ø  Kandungan dalam Al-Qur’an antara lain:bprinsip-prinsip keimanan, prinsip-prinsip syariah, prinsip-prinsip ibadah, prinsip-prinsip akhlak atau etika, janji dan ancaman, sejarah kisah-kisah masa lalu, dan ilmu pengetahuan.
Ø  Fungsi Al-Qur’an meliputi: sebagai pedoman hidup dan pemberi petunjuk kepada umat manusia, sebagai penjelas terhadap petunjuk tersebut, sebagai rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang bertaqwa, sebagai penyempurna terhadap kitab-kitab yang telah turun sebelumnya serta sebagai mu’jizat terakhir dan terbesar bagi Nabi Muhammad SAW.
V.                PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami susun, kami sadar bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan baik dalam penyusunan maupun penyampaian dalam makalah ini, maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna untuk memperbaiki penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihon,dkk.2009. Pengantar Studi Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Naim, Ngainun. 2009. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: Teras.
Kholis, Nur. 2008. Pengantar Studi Al-Qur’an dan Hadits. Yogyakarta: Sukses Offset.
Yusuf, Ali Anwar. 2003. Studi Agama Islam. Bandung: Pustaka Setia.


[1] Rosihon Anwar,dkk, Pengantar Studi Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2009, hlm. 162.
[2] Nur Kholis, Pengantar Studi Al-Qur’an dan Al-Hadits, Yogyakarta: Teras, 2008, hlm. 24-26.
[3] Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Sukses Offset, 2009, hlm.52-53.
[4] Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, Bandung: Pustaka Setia,2003, hlm.67-69.
[5] Ibid, hlm.70-73.
[6] Rosihon Anwar, Ibid.,hlm.166.
[7] Op Cit., 74-79.

Kembali ke Santri Suwung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar